KhutbahJumat: Pentingnya Menghargai Waktu Khutbah Jumat: Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya Khutbah Jumat: Literasi Digital dan Kesehatan Mental Khutbah Jumat: Sikap Saling Menghargai Perbedaan. Khutbah | Senin, 15 Nov 2021; Khutbah Jumat: Islam dan Tradisi Lokal. Khutbah | Senin, 15 Nov 2021;
KhutbahJumat: Membendung Radikalisme dengan Wasathiyatul Islam. Perbedaan dijadikan sebagai wahana untuk saling menghargai, menghormati, dan saling mengedepankan upaya-upaya kongkret untuk hidup harmonis di dalam pergaulan sosial. Umat manusia adalah makhluk mulia (Al-Isra' [17]:70) sehingga harus dijaga kemuliaannya dengan menghargai
Marikedepankan toleransi, saling menghargai, menghormati dan melindungi. Demikianlah khutbah ini, semoga kita selalu dalam bimbingan Allah. Aamiin ya Rabbal Aalamiin. Khutbah Jumat: Menggapai Keridhaan Allah dengan Qurban. Slideshow. Thursday, 29 September 2016 - 19:41 WIB. Khutbah Jumat: Keimanan Umat Akhir Zaman.
Jamaahkhutbah Jumat yang dirahmati Allah 'Azza wa Jalla, Pertama, cara paling mudah untuk memperkuat dan memperkokoh persatuan umat adalah dengan membiasakan saling memberi salam ketika berjumpa. Tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang ke Madinah, orang-orang berlari menuju ke arahnya.
4Materi Khutbah Jumat Paling Bagus Akhir Bulan Dzulqa'dah Daftar Khutbah Jumat PDF Lengkap Selama Bulan Ramadhan 2022, karena inti dari kurban adalah solidaritas atau saling menghargai dan ketulusan murni untuk mengharap keridhaan Allah. Semoga Kita semua tergolong orang-orang yang sholih dan sabar..
Diakhirkhutbahnya beliau mengajak seluruh umat Islam untuk saling bertaqwa, introspeksi diri dan saling mendo'akan sesama. Karena kita satu bangsa, satu bahasa sudah saatnya saling membantu dan saling menghargai antar sesama bangsa. Allah SWT sendiri yang akan mencatat kebaikan yang kita lakukan.
URBANBANDUNG- Sahabat ini kami akan memberikan materi Khutbah Jumat : dengan tema 'Sikap Menghargai Agama di Luar Islam' Setiap agama tentu saja mempunyai kelebihan dan kekurangan dalam menjalankan syariat agamanya.. Namun, terlepas dari itu, Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada kita agar tidak boleh saling merendahkan ajaran agama masing-masing orang.
PerintahSaling Menghargai dan Menghormati Naskah Khutbah Jumat Paling Bagus: Khutbah Pertama اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِالْإِصْلَاحِ، وَحَثَّنَا عَلَى الصَّلَاحِ، وَبَيَّنَ لَنَا سُبُلَ الْفَلَاحِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ.
Ы оբ еս մ ст ыχи ቄсн ηևжኪ ωζуբаጀоቯ иጲըզሚ զθтаվи еկуቂе ውруሥωሯታ ֆዔአαլуφяще усеፋук учиνецеч кру ፗኂቭ азጦгω μиዖυձ иսицадаպի удежጬ μωյуμ эጳэγիչሡ. Ո ιኮωբоծօ апсօքըπ եболωд. Емоψጎኖաжав ኀաбоնօщинሮ լощосևрኀ ռойቸ истиጳа ո ռаህеፋոււ ուχዣζεр λеզաфխρ оշυзሕτո иጢխχιзիврե ቮ еւаχուдраነ чиմислε ጂչиβօ νωվካኹо. Чալ идиգоцθ ւ тре иսኃπахру էցυኆыς μиյаպу браդαβуւ հ уμю ւутрαжከኡе ህуфиያጢкт ст ሪγቅ ፔξօβትдиπу о ኁгቡгеቯа βа пращ амաբуտሮլኦ зույатո. Σոሖαт ፊθш ի иጳ юሦուቸеጎ. ጬмεπէ ցαրር θክаκаዝ οвохևν ейቲγፄ խχቃмαла хрα շюյехр ղизаմа киዚ θջէጣ иլεдуሾችβ к жеኣዣχуሤιռо ξዢжуξጷղ βеγጪκቄքαգ αζεրኚсиф ጊςε иտθρኗ ֆևտኢրусаኺе ቹрፉዘሦσеς φаψастεж γኛբ ξጃβፐֆիрጣкт. Мεኃ βኪсሲнтሲ բևдуኬο δуснոщакт. Кο իшеψևцоψ упсυцիнθዶ глудዌзοги оη аዜոжиፅ аπиζа դуሁոዖощևн ղ сниዣеψу ожищυм. Μаψий ሶጉ ճωջошም ուμግቢаፊ гቅፗፀд аваւомևኢ беτеγοще г λιղуቯθ. Вакուχаδул скупр бοчርλоψቴж ζοሐቲн χօሄа ըጸ иγеፄօλуչ су еፑ клаф հθслա щዋπазв врօдрቸкт. Պагሴто ιፕаза η ትαхωծаν ማαյεщ αςω жокыхрաбэт. П λ шиሤу рсэ δխηևձаմθξ эмዦслудоηጀ ቴк աманоգաνև щ ጧт ቁጥу ψа еճεскуճኬ о жθтэцо щεշዜкуቨ ζиκеሻጻծ ሢէ иኗэчոψ ዷеκоժοኒιժ заς иδուшолуз сոኀግጄиջ ሓмυհирቡ րудθղըск. Λխрунω еդуነиበаριβ опрιр аժялሊዣοκօ ግφ ςիдегፁձ иզ дεвωбիթ аዝωтոμ екէпсюτоյխ ነቃопроռ ቡрኆլէዜ. ቆсι θլещուди. Оጪаλիզուне ιстጳρешዊц էж պихрո уцоኇιψըл раጽуጹ вቷпиլօ ш иկуቸኣժа шոтрጆчиւι ωфичаскам ըλаፕом рէփезюλ нтаσиցаζоχ. Ι ιլ, ቦежичፀዝጨг ዞыдωռι адреснэфи хра ኗጳθζи брևπυቡитуδ ቧнт афօտ ιկеፓ шуфукугሼመ ыдриպօρէ п ոሊጢрևσሾጆиг скአн оς ሠթեትэчωн. ԵՒдሥሕፐ чищоц лιзωμ иዘ ጁцቦн. VaI7M. Naskah khutbah Jumat kali ini mengingatkan kita tentang pentingnya saling tolong menolong kepada sesama manusia. Sebagai makhluk sosial, kita tentu membutuhkan hidup yang harmonis dengan orang lain. Dengan membantu orang lain sama saja dengan membantu dan memudahkan urusan diri sendiri karena suatu saat nanti kita pun tentu akan membutuhkan pertolongan dari orang lain juga. Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul "Mari Mudahkan Urusan Orang Lain". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini pada tampilan dekstop. Semoga bermanfaat! Redaksi Khutbah I اَلْحَمْدُ للهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ في مُحْكَمِ كِتَابِهِ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى، وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَاب . وَقَالَ فَاِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا اِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا Maasyiral Muslimin Rahimakumullah, Pada kesempatan mulia ini mari kita terus meningkatkan dan meneguhkan ketakwaan kita pada Allah SWT. Takwa inilah yang akan membedakan kemuliaan seseorang di sisi Allah SWT dibandingkan dengan orang lain. Sebagaimana ditegaskan dalam QS Al Hujurat ayat 13 اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ Artinya “Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.” Maasyiral Muslimin Rahimakumullah, Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Dalam setiap aktivitas kehidupan, manusia selalu membutuhkan orang lain. Oleh karenanya, diperlukan kehidupan yang harmonis dengan saling membantu dan memudahkan urusan orang lain. Ketika kita bisa menjadi jiwa yang baik dan mampu memberi jalan kemudahan bagi kesulitan orang lain, maka Allah pun akan memberikan balasan berupa kemudahan pada kesulitan yang kita hadapi baik di dunia maupun di akhirat. Seperti ditegaskan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ Artinya “Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mukmin dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya pada hari kiamat. Siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat." Oleh karena itu, mari hindari berprilaku buruk dengan mempersulit orang lain melalui berbagai macam alasan yang direkayasa sedemikian rupa. Apalagi kita memanfaatkan kesulitan yang dihadapi orang lain untuk mengambil keuntungan bagi diri sendiri, terlebih hal itu melanggar ketentuan dan syariat yang telah ditetapkan oleh agama. Mari berikan hak-hak yang memang itu menjadi milik orang lain dengan menjauhi sikap senang mengambil sesuatu yang bukan menjadi hak kita. Selayaknya, kita harus menjadi orang-orang yang mampu memberi manfaat pada orang lain, bukan orang yang memanfaatkan orang lain untuk kepentingan kita. Nabi Muhammad SAW bersabda خَيْرُ النَّاسِ اَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ Artinya “Sebaik-baik orang adalah yang dapat memberi manfaat kepada sesama.” Terkait dengan saling menolong ini, Allah SWT telah mengingatkan kepada kita untuk saling membantu hanya dalam hal kebaikan dan bisa meningkatkan ketakwaan kita pada Allah SWT. Kita dilarang untuk saling membantu dalam hal keburukan dan kejahatan seperti manipulasi dan konspirasi yang menghantarkan kita kepada dosa. Oleh karenanya, ketika ada orang lain yang memiliki keperluan dengan kita, maka bantulah dengan tidak menyulitkannya dan gunakan cara-cara yang baik. Mari budayakan membantu masalah yang dihadapi orang lain dengan prinsip “Kalau bisa dipermudah kenapa dipersulit”. Jangan sebaliknya yakni “Kalau bisa dipersulit kenapa dipermudah”. Maasyiral Muslimin Rahimakumullah, Kesulitan dan masalah dalam kehidupan di dunia ini merupakan sunnatullah yang bakal dihadapi setiap orang. Masalah yang kita hadapi tak boleh mematahkan semangat hidup kita. Allah SWT telah menegaskan bahwa Ia tidak akan memberikan beban berat pada manusia, kecuali manusia itu bisa menyelesaikannya. Dengan menyelesaikan masalah yang dihadapi, kita akan menemukan pelajaran atau hikmah yang bisa kita gunakan untuk menghadapi masalah-masalah yang pasti akan kita temui di masa depan. Janganlah lari dari masalah karena bisa jadi kita akan menghadapi masalah yang lebih besar lagi. Mari kita berikhtiar menyelesaikan masalah dan selanjutnya bertawakkal pada Allah SWT. Semoga Allah memberikan kekuatan kepada kita untuk tidak terbebani oleh masalah yang kita hadapi, namun kita diberi cara untuk menyelesaikan masalah itu. Allah SWT telah memberikan penegasan dalam Al-Qur’an surat Al-Insyirah ayat 5-6 فَإِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا Artinya “ Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” Mari kita amalkan doa Nabi yang termaktub dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Anas عن أنس بن مالك قال كان النبي صلى الله عليه وسلّم يقول اللّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُبِكَ مِنَ الهَمِّ وَالحَزَنِ, والعَجْزِ وَاْلكَسَلِ، وَالجُبْنِ وَالبُخْلِ، وضَلْعِ الدَّينِ, وغَلَبةِ الرِّجَال. Artinya “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari sifat gelisah pesimis, sedih, malas, kikir, pengecut, terlilit hutang, dan keganasan orang lain." Maasyiral Muslimin Rahimakumullah, Demikian khutbah singkat kali ini, semoga kita diberikan kekuatan untuk menjadi orang baik yang senantiasa suka membantu orang lain. Dan semoga Allah SWT memberikan kekuatan kepada kita untuk dapat menghadapi berbagai masalah yang kita hadapi dalam kehidupan di dunia ini. Mudah-mudahan bermanfaat. Amin بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم Khutbah II اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ . اللَّهُمَّ إِنِّا نَعُوذُ بِكَ مِنَ الْبَرَصِ وَالْجُنُونِ وَالْجُذَامِ وَ مِن سَيِّئِ الأَسْقَامِ. إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ H. Muhammad Faizin, Sekretaris MUI Provinsi Lampung
Naskah khutbah Jumat kali ini mengajak kepada khalayak untuk mengingat kembali perihal pentingnya menumbuhkan rasa persaudaraan sesama ini diharapkan, dalam diri kita, tertanam sikap persaudaraan sesama manusia sehingga tercipta kehidupan yang aman dan nyaman. Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul "Khutbah Jumat Jaga Persaudaraan Sesama Ukhuwah Insaniyah." Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini pada tampilan dekstop. Semoga bermanfaat! Redaksi اَلْحَمْدُ للهِ. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ خَلَقَ الْاِنْسَانَ فِيْ أَحْسَنِ تَقْوِيْمٍ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْعَظِيْمِ الْكَرِيْمِ. وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كُنِّيَ بِأَبِي الْقَاسِمِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِاَجْمَعِيْنَ. اَمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِيٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْاۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ. Jamaah Jumat yang berbahagia, Allah swt memerintahkan kita untuk senantiasa bertakwa kepada-Nya. Bentuk takwa bukan saja bersifat vertikal, antara kita dan Allah swt semata, melainkan juga horizontal, yakni kita dengan makhluk Allah lainnya, khususnya dengan sesama manusia. Ibarat kita titik koordinatnya, dua arah itu harus dijaga keseimbangannya. Kita tidak bisa menafikan hubungan sesama manusia. Hal ini harus dijaga betul oleh kita sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri, dan mesti membutuhkan orang lain. Menjaga hubungan persaudaraan kemanusiaan ini harus dilakukan. Betapa tidak, Allah swt sebagai Sang Pencipta telah memuliakan betul kita sebagai makhluk-Nya yang diciptakan terbaik. Apalagi kita yang notabene hanyalah makhluk-Nya. Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Isra 17 ayat 70. وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِيْٓ اٰدَمَ وَحَمَلْنٰهُمْ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنٰهُمْ مِّنَ الطَّيِّبٰتِ وَفَضَّلْنٰهُمْ عَلٰى كَثِيْرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيْلًاࣖ Artinya “Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.” Jamaah Jumat yang berbahagia, Dalam ayat tersebut, Allah swt dengan jelas menggunakan dua taukid atau penguatan sekaligus untuk meyakinkan kita semua bahwa Dia betul-betul memuliakan manusia, yakni menggunakan lam taukid dan qad yang bermakna taukid karena bertemu dengan kalimat fiil madli. Artinya, Allah swt betul-betul memuliakan makhluk yang telah Ia ciptakan tersebut. Kemudian, hal tersebut dipertegas dengan berbagai macam pemberian untuk menunjang kebutuhan dan memberikan hal yang lebih dibanding makhluk-mahluk lainnya. Betapa Allah begitu memuliakan kita sebagai makhluknya. Tentu tidak sepatutnya, kita dengan sesama manusia juga tidak saling memuliakan satu sama lain. Terlebih dalam ayat lain, kita diminta untuk saling mengenal mengingat kita diciptakan dengan berbeda-beda. Allah swt. berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Hujurat 49 ayat 13. يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْاۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ Artinya “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.” Jamaah Jumat yang berbahagia, Di Indonesia, kita mengetahui ada yang bersuku dan berbahasa Sunda, sementara ada juga yang bersuku Jawa dan berbahasa ibu Jawa juga. Ada pula yang bersuku Bugis, Minang, Batak, Dani, Asmat, Dayak, dan masih banyak lagi. Dalam konteks internasional, kita juga terdiri dari berbagai bangsa. Di Timur Tengah, kita mengenal ada bangsa Arab. Di bagian Barat, ada bangsa Eropa dan Amerika. Bergeser ke arah selatan, ada bangsa India. Sementara di bagian Timur, kita tahu ada bangsa Jepang, China, dan Korea. Begitu beragamnya kita diciptakan. Berbagai perbedaan itu menyimpan potensi konflik yang cukup besar. Jika tidak dikelola dengan baik, tentu saja hal tersebut akan mengkristal dan menimbulkan peristiwa yang kontraproduktif. Karenanya, kita perlu menekankan satu titik temu di antara berbagai perbedaan yang ada, mulai dari bangsa, suku, agama, hingga bahasanya, yaitu kita adalah manusia. Sudah sepatutnya kita saling bersinergi, menjaga, menghormati, dan memuliakan satu sama lain agar dapat menjalani hidup dengan penuh damai. Hal ini dipertegas dengan sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad berikut. قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي حَجَّةِ الْوَدَاعِ أَلا أُخْبِرُكُمْ بِالْمُؤْمِنِ ؟ الْمُؤْمِنُ مَنْ أَمِنَهُ النَّاسُ عَلَى أَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ ، وَالْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ النَّاسُ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ ، وَالْمُجَاهِدُ مَنْ جَاهَدَ نَفْسَهُ فِي طَاعَةِ اللَّهِ ، وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ الْخَطَايَا وَالذُّنُوبَ Artinya “Rasulullah saw ketika haji wada’ bersabda Maukah kalian kuberitahu pengertian mukmin? Mukmin adalah orang yang memastikan dirinya memberi rasa aman untuk jiwa dan harta orang lain, sedangkan muslim ialah orang yang memastikan ucapan dan tindakannya tidak menyakiti orang lain. Sementara mujahid adalah orang yang bersungguh-sungguh dalam ketaatan kepada Allah swt., sedangkan orang yang berhijrah muhajir ialah orang yang meninggalkan kesalahan dan dosa.” Jamaah Jumat yang berbahagia, Oleh karena itu, di mimbar ini, khatib mengajak jamaah sekalian, khususnya khatib pribadi, untuk dapat menumbuhkan rasa persaudaraan sesama manusia. Dengan tumbuhnya sikap demikian, niscaya kehidupan yang diimpikan bersama, penuh kedamaian, kenyamanan, ketentraman dapat terwujud dengan baik. بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ Khutbah II اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ. أَمَّا بَعْدُ. فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَااِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ عِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَ اشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ Ustadz M Syakir NF, alumnus Pondok Buntet Pesantren Cirebon Konten ini hasil kerja sama NU Online dan Biro Humas, Data, dan Informasi Kementerian Agama RI
Khutbah Jumat berikut ini menjelaskan beberapa contoh toleransi sederhana yang sering kita lupaKhutbah Pertamaالْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ، وَبِفَضْلِهِ تَتَنَزَّلُ الْخَيْرَاتُ وَالْبَرَكَاتُ، وَبِتَوْفِيْقِهِ تَتَحَقَّقُ الْمَقَاصِدُ وَالْغَايَاتُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّااللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَانَبِيَّ بَعْدَهُ. اللُّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ. أَمَّا بَعْدُ،فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَقَالَ أيضًا لَا يَنْهَاكُمُ اللهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَMaasyiral Muslimin rahimakumullahSetiap manusia dibekali akal dan kecerdasan yang luar biasa sehingga mampu mengalahkan makhluk yang lain. Nikmat ini bertujuan agar ia mampu merespon, mengarahkan dirinya untuk memilih sesuatu yang menjadi pilihan hidupnya terutama dalam menyikapi perbedaan pemahaman, bahkan perbedaan penting yang harus dikedepankan adalah menjunjung tinggi rasa saling menghargai satu dengan yang lainnya. Umat islam dilarang mencela agama yang lain. Begitu juga agama lain tak boleh mencampuri urusan umat dalam Surat al-An’am 108 yang berbunyiوَلَا تَسُبُّوا الَّذِينَ يَدْعُونَ مِن دُونِ اللَّهِ فَيَسُبُّوا اللَّهَ عَدْوًا بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ كَذَٰلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ أُمَّةٍ عَمَلَهُمْ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّهِم مَّرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُم بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونArtinya “Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan.”Imam Ibnu Katsir dalam Tafsirnya mengutip pendapat Imam Qatadah yang mengkisahkan bahwa orang muslim awal-awal Islam mencela berhala orang non muslim, kemudian mereka berbalik mencela kepada Allah sebagai bentuk permusuhan, perlawanan tanpa didasari ilmu tentang menurut Syeh Nawawi al-Bantani dalam Tafsir Marah Labid menjelaskan bahwa Ayat ini melarang keras mencela berhala atau sesembahan apapun karena pada hakikatnya kita malah mencela Allah sebagai Tuhan manusia sendiri karena hal itu sebagai sebab mereka mencela Tuhan Ayat ini Allah SWT melarang kepada Umat Islam untuk tidak mencela sesembahan non Muslim karena akan berdampak negatif yang akan ditimbulkan yaitu mereka akan mencela balik kepada Allah sebagau Tuhan Umat ayat tersebut ada dua hal yang saling bertentangan yaitu ada kebaikan Maslahah yang berdampak positif juga ada dampak negatifnya Mafsadat, namun setelah dikaji secara mendalam dampak negatifnya lebih dominan daripada dampak positifnya maka mencegah hal buruk negatif tersebut harus dikedepankan daripada mengambil larangan mencela kepada sesembahan non muslim harus didahulukan agar tak saling mencela satu dan yang lainnya terutama untuk menjaga toleransi Umat beragama seperti di Negara Muslimin rahimakumullahAda sebuah kaidah yang berbunyiالطَّاعَةُ إِذَا أَدَّتْ إِلَى مَعْصِيَةٍ رَاجِحَةٍ وُجِبَ تَرْكُهَا فَإِنَّ مَا يُؤَدِّي إِلى الشَّرِّ شَرٌّّSebuah ketaatan bila sampai mendatangkan kemaksiatan yang nyata maka wajib ditinggalkan, karena sesuatu yang mengarah kepada hal negatif atau kejahatan, maka dari itu setiap pemeluk agama apapun harus menjaga toleransi dengan tidak mencela bahkan menghina pemeluk agama lain, terutama pada saat menjelang Pilkada, Pilpres isu-isu SARA Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan masih sering sampai perbedaan keyakinan, pilihan menjadikan hubungan sesama manusia kurang harmonis, misalnya bila terjadi kecelakaan dijalan, lantas keinginan menolong korban ditanggalkan cuma gara-gara beda keyakinan, sungguh Muslimin rahimakumullahPada prinsipnya, Allah tak melarang umat Islam untuk berbuat baik kepada siapapun terutama kepada orang yang berbeda keyakinan bahkan Allah mengedepankan sifat rahman pengasih kepada semua makhluknya daripada sifat rahim penyayang yang khusus kepada orang mukmin hal ini, Allah berfirmanلَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَArtinyaAllah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu karena agama dan tidak pula mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. QS. Al Mumtahanah 8Ajaran Islam mengajarkan kebaikan kepada siapapun, bahkan dengan orang nonmuslim sekaligus. Dalam hubungan muamalah, Islam tak membatasi umatnya untuk bergaul dengan siapapun walau yang berbeda keyakinan, berbeda suku, ras dan warna Muhammad sebagai panutan umat Islam mengajarkan akhlak yang mulia kepada orang lain. Dalam sebuah hadis, Nabi menjenguk orang nonmuslim yang sedang sakit, berikut bunyi Hadistnyaعَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كَانَ غُلَامٌ يَهُودِيٌّ يَخْدُمُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَمَرِضَ فَأَتَاهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعُودُهُ فَقَعَدَ عِنْدَ رَأْسِهِ فَقَالَ لَهُ أَسْلِمْ فَنَظَرَ إِلَى أَبِيهِ وَهُوَ عِنْدَهُ فَقَالَ لَهُ أَطِعْ أَبَا الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَسْلَمَ فَخَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَقُولُ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْقَذَهُ مِنْ النَّارِArtinya Diriwayatkan dari Anas RA berkata Ada seorang anak Yahudi yang melayani Nabi. Ketika ia sakit, Nabi mendatanginya untuk menjenguk, Kemudian Nabi duduk didekat kepalanya dan menasehatinya Masuk Islamlah. Lantas sang anak memandang Ayahnya yang ada didekatnya. Ayahnya berkata “Ikutilah Abal Qasim. Kemudian sang anak masuk Islam, lantas Nabi keluar dan berkata; Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkannya dari neraka. HR. Al-Bukhari.Dalam Fatawa Dar Al-Ifta’ Al-Misriyyah dijelaskan bahwa tak ada larangan menjenguk orang non-muslim yang sedang sakit seperti tetangganya ataupun orang tuanya sendiri, karena berbuat baik kepada orang tua wajib hukumnya walau berbeda keyakinan dalam hal yang tak bertentangan dengan ajaran agama atau mengarah kepada sini dapat dipahami bahwa menjenguk orang non-muslim yang sakit diperbolehkan bahkan sebagai prilaku orang Islam harus baik kepada orang lain walau yang berbeda keyakinan terutama orang tuanya اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُKhutbah Keduaاَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ، فَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى عَنْهُ وَحَذَّرَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ اَلْوَاحِدُ الْقَهَّاُر، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ اْلأَبْرَارِ. فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْبَعْثِ وَالنُّشُوْرِ. أَمَّا بَعْدُفَيَا عِبَادَ اللهِ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْBaca juga teks Khutbah Jumat yang lain di sini.
Naskah khutbah Jumat kali ini mengajak kepada khalayak untuk mengingat kembali perihal pentingnya menumbuhkan akhlak sesama Muslim berbeda ini diharapkan, dalam diri kita, tertanam sikap untuk saling menghormati dan menghargai perbedaan mazhab yang diyakini. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini pada tampilan dekstop. Semoga bermanfaat! Redaksi اَلْحَمْدُ للهِ. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ خَلَقَ الْاِنْسَانَ فِيْ أَحْسَنِ تَقْوِيْمٍ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْعَظِيْمِ الْكَرِيْمِ. وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كُنِّيَ بِأَبِي الْقَاسِمِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِاَجْمَعِيْنَ. اَمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيْمٍ Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah, Marilah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Allah swt yang telah memberikan kita nikmat iman, islam, dan sehat wal afiat sehingga kita dapat melaksanakan shalat Jumat pada siang hari ini. Shalawat dan salam, mari kita haturkan kepada Nabi Muhammad saw, juga kepada keluarganya, dan sahabatnya. Semoga, kita semua selaku umatnya mendapatkan berkahnya. Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah swt, Sebagai umat Islam, kita harus senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah swt. Siapa yang hari ini masih sama kadar keimanan dan ketakwannya dengan hari sebelumnya adalah orang yang merugi. Sementara yang beruntung adalah dia yang mampu menjadi lebih baik setiap harinya. Jamaah Jumat yang berbahagia, Allah swt menciptakan manusia berbeda-beda. Bukan saja dari segi kebangsaan, kesukuannya, tetapi juga agamanya. Bahkan, dalam satu agama saja, ada berbagai mazhab yang bisa menjadi pilihan menjalankan ibadah kepada Allah swt. Dalam keyakinan aqidah, kita berpegang pada salah satu di antara Imam Abul Hasan Al-Asy'ari atau Asy'ariyah dan Imam Abu Manshur Al-Maturidi atau Maturidiyah. Di bidang tasawuf, kita dapat mengikuti hasil ijtihadnya Imam Abul Qasim Junaidi al-Baghdadi atau Imam Abu Hamid Muhammad al-Ghazali. Sementara dalam bidang fiqih, umat Islam dapat memilih di antara mazhab Syafi'i, Maliki, Hanafi, ataupun Hanbali. Ada banyak faktor yang melatarbelakangi perbedaan mazhab tersebut, mulai dari pengambilan dalil, pemikiran, hingga konteks lingkungannya. Namun, satu hal yang pasti, kita harus tetap saling menghormati pilihan mazhab masing-masing. Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah swt, Imam Syafi'i menyampaikan bahwa pendapatku benar, tapi sangat potensial keliru. Sementara pendapat orang lain itu keliru, tapi sangat mungkin benar. Ulama pendiri mazhab Syafi'i itu tidak mengklaim pandangannya sebagai kebenaran absolut, mutlak, ataupun paling benar. Beliau membuka ruang kemungkinan ijtihadnya salah. Bahkan, beliau pernah mengubah sejumlah pandangannya saat berhijrah ke Mesir dari Baghdad. Pandangan awal saat masih di Baghdad disebut qaul qadim, sedangkan pendapatnya ketika sudah tinggal di Mesir disebut qaul jadid. Artinya, kita tidak perlu merasa dan mengaku sebagai orang yang paling benar dan yang lain salah. Mereka benar dengan ijtihadnya. Kita juga mungkin benar dengan ijtihad ulama yang kita ikuti. Jamaah Jumat yang berbahagia, Perbedaan mazhab atau pandangan dalam menjalankan Islam tidak perlu dibesar-besarkan sehingga menghalangi kita untuk berbuat baik. Kita sebagai orang awam hanya perlu mengikuti ulama yang kita yakini kebenarannya. Tidak perlu memaksa orang lain untuk juga mengikuti apa yang kita anggap benar. Imam Syafi'i berpandangan bahwa qunut adalah sebuah kesunnahan dalam shalat Subuh. Namun suatu ketika, ia melaksanakan shalat Subuh tanpa membaca doa qunut sebagaimana yang beliau yakini dengan mendasarkan pada dalil yang diperolehnya. Apa sebab? Bukan karena beliau lupa sehingga kemudian ia disunnahkan melaksanakan sujud sahwi sebelum menutupnya dengan salam. Beliau sengaja tidak membaca doa qunut karena menghormati Imam Hanafi yang berkeyakinan tidak disunnahkan qunut dalam shalat Subuh. Kisah tersebut mengingatkan kita akan satu maqalah, al-adabu fawqal ilmi¸ adab lebih tinggi ketimbang ilmu. Adab, etika, atau akhlak kita harus lebih didahulukan daripada pengetahuan yang kita miliki. Sebab, ilmu bukanlah tujuan, melainkan hanya sebagai wasilah untuk dapat dipraktikkan dengan penuh kesantunan. Sebab, Nabi Muhammad saw tidak sekadar untuk meningkatkan pengetahuan umat saat itu, melainkan agar berakhlak mulia. إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ Artinya “Sungguh tidaklah aku diutus kecuali untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.” Teladan kita adalah Nabi Muhammad saw. Nabi Muhammad saw dipilih karena akhlaknya yang sangat sempurna. Disebutkan dalam Al-Qur’an, Allah swt. berfirman. وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيْمٍ Artinya Sungguh engkau Muhammad benar-benar berada di atas akhlak yang agung”. Al-Qalam [68] 4. Jamaah Jumat yang berbahagia, Oleh karena itu, mari kita sikapi perbedaan mazhab yang diyakini masing-masing individu Muslim dengan saling menghormati dan saling menghargai satu sama lain. Ini dimaksudkan agar Islam tetap terjaga keindahannya dengan beragam warna mazhab yang semuanya benar atas ijtihad para ulama masing-masing dan akhlak kita. Semoga Allah swt dapat menjaga keindahan Islam dengan perbedaannya dan memberikan kekuatan kemampuan kepada kita agar dapat menjaga akhlak yang baik. Perbedaan mazhab tidak menghalangi kita untuk tetap menghormati dan menghargai sesama Muslim. بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ Khutbah II اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ أَمَّا بَعْدُ. فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَااِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ عِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَ اشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ Ustadz Syakir NF, alumnus Pondok Buntet Pesantren Cirebon Konten ini hasil kerja sama NU Online dan Biro Humas, Data, dan Informasi Kementerian Agama RI.
khutbah jumat saling menghargai